Jumlah penduduk di Indonesia semakin hari semakin bertambah. Karena hal tersebut, saat ini banyak lahan bertani yang dijadikan lahan tempat tinggal. Namun sebenarnya, ada beberapa dampak alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman yang berorientasi ke arah negatif.
Agar lebih paham, maka pada bagian ini akan diuraikan mengenai lima dampak negatif dari alih fungsi lahan tani ke pemukiman. Setiap bagiannya akan dijelaskan secara menyeluruh. Untuk lebih jelasnya, simak uraian dan rincian berikut ini:
5 Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Pemukiman
1. Produktivitas Pangan Menurun
Dampak negatif pertama yang bisa dirasakan adalah dari sisi produktivitas pangannya. Jika lahan pertanian dialihkan menjadi pemukiman, maka tempat untuk menanam produksi pangan akan berkurang. Alhasil, bahan pangan seperti beras, sayuran, dan buah akan menipis.
Mungkin jika dilihat secara jangka pendek, hal ini tidak terlalu mengancam karena masih ada komoditi lain. Namun jika dibiarkan untuk waktu yang lama, maka hal ini tentu akan memberi ancaman yang jelas dan nyata bahkan bisa merugikan masyarakat.
Bayangkan saja jika lahan pertanian berkurang, bahan pangan berkurang, maka semua bahan harus mendatangkan dari negara lain. Hal ini tentunya akan berpengaruh dalam kualitas, harga, dan juga kesejahteraan masyarakat secara berkesinambungan.
Oleh karenanya, alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman ini harus dipertimbangkan secara matang mengenai lokasi dan juga luasnya. Karena jika dijalankan secara sembarangan, maka hasilnya akan berdampak secara negatif dalam jangka panjang.
2. Petani Kehilangan Mata Pencaharian
Selain karena produktivitas menurun, dampak alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman lainnya adalah petani yang akan kehilangan pekerjaan. Saat ini, Indonesia memiliki jumlah petani yang sangat banyak. Hal ini membuat sebagian besar masyarakat menggantungkan penghasilannya pada sawah.
Namun jika sawah atau lahan pertanian berkurang, maka bisa jadi petani akan kehilangan mata pencahariannya. Hal ini, tentu memberikan dampak yang sangat besar terhadap kelangsung hidup dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
Dengan demikian bisa dipastikan bahwa masyarakat ekonomi menengah ke bawah akan sangat berdampak secara ekonomi. Mulai dari kehilangan mata pencaharian, dan juga sulit untuk menemukan bahan pangan yang sejak awal didapat dengan mudah.
Apabila dampak buruk ini berkelanjutan sampai di masa mendatang, maka bisa dipastikan tingkat kesulitan ekonomi akan lebih besar di beberapa wilayah. Terutama di wilayah yang dulunya lahan pertaniannya luas, menjadi berkurang karena pemukiman.
3. Ekosistem Sawah Berkurang
Kemudian untuk dampak yang ketiga, ada pada sisi ekosistemnya. Seperti yang sudah diketahui bersama, ekosistem sawah menjadi ekosistem yang sangat besar pengaruhnya dalam kesinambungan jaring-jaringan makanan yang tercipta.
Apabila sawah tidak ada, maka hewan yang hidup di sekitarnya juga akan terdampak. Mulai dari ular, elang, katak, dan hewan lainnya akan berpengaruh. Jadi bisa dipastikan jika sawah tidak ada, maka rantai ekosistem sawah ini juga akan terputus.
Jadi dampaknya bukan hanya pada manusia saja, namun makhluk hidup lain juga akan terpengaruh. Hal ini tentunya akan sangat disayangkan jika harus terjadi. Oleh sebab itu, peralihan lahan ini harus dipertimbangkan secara matang dan menyeluruh.
4. Investasi Pemerintah di Bagian Pengairan Kurang Maksimal
Untuk menciptakan lahan pertanian mumpuni, pemerintah menggelontorkan dana untuk melakukan investasi. Namun jika lahan pertaniannya tidak ada dan dialihkan fungsinya, maka investasi pemerintah ini menjadi tidak ada artinya. Jadi dampak alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman ini juga harus diperhatikan.
Hampir di setiap wilayah Indonesia sudah ada saluran pengairan yang terencana dan terstruktur. Apabila salah satu bagiannya terputus karena tidak ada lahan, maka bagian lainnya juga akan terdampak. Oleh sebab itu, perhitungan yang matang sangat diperlukan.
Daripada dana investasi dari pemerintah sia-sia, maka proses peralihan lahan ini bisa di konsep terlebih dahulu. Jika konsepnya baik dan bisa memberikan pertimbangan maksimal, maka bisa dipastikan dampak negatifnya tidak akan terlalu besar.
5. Polusi Bertambah
Dampak terakhir yang paling terlihat adalah polusi bertambah. Jika awalnya dipakai sebagai lahan pertanian, maka bisa dipastikan udaranya akan bersih dan belum tercemar. Namun jika dialihkan menjadi pemukiman, maka kadar polusinya akan berbeda.
Semakin banyak jumlah masyarakat, maka bisa dipastikan jumlah populasi akan bertambah di berbagai sisi. Baik itu di sisi udara, tanah, sampai ke sisi air. Hal ini, tentunya sudah termasuk dalam proses perusakan lingkungan secara berkala.
Oleh sebab itu, pertimbangan peralihan ini tidak hanya semata-mata untuk makhluk hidup. Lingkungan yang ada juga bisa tercemar dan terdampak sedikit demi sedikit hingga akhirnya akan membahayakan manusia yang tinggal di sekitarnya secara menyeluruh.
Demikianlah penjelasan lengkap mengenai dampak alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman yang harus dipahami. Karena sudah ada dampak-dampak yang jelas, maka bisa dipastikan jika proses alih fungsi ini harus didampingi oleh pengawas yang lebih kompeten.