Tegangan Jepit | Rumus dan Contoh Soal

Membahas seputar kelistrikan memang tidak pernah habis, pasalnya ada begitu banyak pengetahuan baru seputar kelistrikan yang ternyata cukup memukau. Bagi pecinta fisika atau tertarik dalam bidang kelistrikan tidak mungkin asing dengan tegangan jepit, terutama rumus yang dimiliki. 

Khusus kali ini akan dibahas juga seputar informasi seputar listrik yang akan sangat menarik. Biasanya tegangan listrik jepit juga masuk ke dalam kurikulum pelajaran ketika sekolah menengah pertama hingga menengah atas. 

Pembahasan tersebut biasanya dihadirkan dalam kurikulum pelajaran fisika pada menengah atas dan lebih dalam dari pada tingkat menengah pertama. Langsung saja yuk simak penjelasan seputar tegangan jepit yang akan disampaikan berikut:

Pengertian Tegangan Elektrik Jepit

Setelah mengetahui pembagian pada rangkaian listrik, langkah berikutnya adalah berkenalan lebih lanjut dengan tegangan jepit yang menjadi pembahasan utama. Perlu diketahui juga bahwa beberapa pembahasan seputar tegangan elektrik jepit ini juga memuat rumusnya. 

Pada rumus fisika dan listrik, lebih lazim memakai simbol huruf dan angka tertentu untuk membedakan antar penjelasan. Hal ini juga berpengaruh pada tegangan jepit yang mempunyai simbol V dengan pengetikan memakai huruf kapital atau besar. 

Di sebuah susunan listrik yang juga telah dibahas sebelumnya, biasanya mempunyai bagian positive dan negative yang berbeda. Nah kesenjangan atau perbedaan antara kedua kutub tersebut dapat menimbulkan tekanan elektrik yang dikenal juga dengan satuan Volt. 

Ketika berupa susunan listrik tertutup, maka bisa menimbulkan apa yang disebut dengan tegangan jepit pada listrik. Hal ini jauh beda ketika rupa susunan listrik tersebut adalah terbuka, maka bukan dinamakan tegang jepit melainkan GGL.

Kemudian tekanan elektrik jepit juga mempunyai perhitungan tertentu yang dapat digunakan untuk mencari besaran V sebagai simbolnya. Di satu sisi daripada rumus lainnya, untuk mengetahui besarnya V atau tegangan elektrik jepit juga sangat mudah yaitu mengalikan I dan R. 

Untuk lebih jelasnya I adalah simbol dari aliran pada susunan listrik yang ada. Di sisi lain, R merupakan simbol yang mengartikan besaran ketahanan dalam susunan listrik yang sedang diukur. Hasil akhir yang muncul berupa angka yang diberikan satuan Volt untuk menggambarkan tekanan elektrik jepit.

Memahami Perbedaan Rangkaian Listrik Sesuai Jenisnya

Sebelum memasuki lebih lanjut seputar tegang jepit, ketahui terlebih dahulu jenis pada rangkaian listrik. Hal ini harus dipahami pertama kali sebab pembahasan berikutnya juga dapat memanfaatkan informasi jenis rangkaian listrik ini. 

Ketika dilihat berdasarkan jenisnya, rangkaian listrik dibagi menjadi 2 yaitu rangkaian seri dan juga paralel yang dibahas lebih lanjut. Jenis pertama adalah paralel yang mempunyai bentuk jauh berbeda dari pada jenis rangkaian lainnya yaitu seri. 

Ketika dilihat sekilas bisa nampak bahwa rangkaian listrik paralel lebih bercabang dan membutuhkan lebih banyak kabel. Akan tetapi, kelebihan memakai jenis paralel adalah berpengaruh pada nyala lampunya karena dapat bersinar lebih terang dibanding jenis seri.

Sederhananya adalah perbedaan antara paralel dan seri terletak pada bentuknya karena yang satunya bercabang, sedangkan yang lainnya tidak. Selain itu, pengaruh pada penggunaan baterai atau sumber listrik lainnya juga berbeda. 

Rangkaian listrik paralel yang lebih terang, biasanya dapat memakan lebih banyak energi dan mempercepat sumber daya habis. Selanjutnya yaitu ada jenis rangkaian seri yang telah disinggung beberapa hal sebelumnya karena memang hanya ada dua jenis, sehingga lebih mudah dilihat.

Bentuk pada rangkaian listrik seri biasanya tidak mempunyai cabang dan tidak bertingkat yang lebih hemat kabel. Misalnya untuk penggunaan lampu, kabel yang disambungkan biasanya tidak terputus dan seluruh lampu sejajar.

Meskipun lebih hemat dari segi kebutuhan kabel dan juga sumber daya, sayangnya listrik seri memunculkan hasil yang kurang optimal. Ketika dilihat lampu pada rangkaian paralel, rangkaian seri terlihat lebih redup dan lemah.

Tegangan Elektrik Jepit versus Gaya Gerak Listrik

Ketika membahas seputar tegangan jepit, biasanya tidak mungkin jauh-jauh juga dari pembahasan seputar gaya gerak listrik atau GGL. Pasalnya memang keduanya saling berhubungan.

Oleh karena itu, sulit dipisahkan dan sebenarnya bukan merupakan lawan satu sama lain. Nah di bawah ini secara khusus juga akan disampaikan seputar gaya gerak listrik dan tekanan elektrik jepit yaitu:

1. Perbedaan Ketika Ditinjau dari Pengertiannya

Sebenarnya bagian ini juga telah disinggung dalam pengertian tegangan jepit, namun untuk lebih jelasnya akan dari pada satu sama lain. Gaya gerak listrik sebenarnya adalah kondisi yang berbeda jika dari pada dengan tekanan elektrik jepit, khususnya pada posisi kabel dan sambungan. 

Singkatnya ketika posisi susunan listrik terbuka disebut GGL dan tidak ada listrik yang mengalir. Ketika suatu sumber mengalihkan energi lain menjadi listrik, namun tidak dialirkan ke dalam susunan listrik maka disebut dengan GGL. 

Berbeda dengan tekanan elektrik jepit yang dapat memanfaatkan sumber energi menjadi listrik kemudian mengirimkannya ke dalam susunan. Perlu diketahui juga bahwa GGL memiliki simbol yang sering digunakan yaitu huruf E dengan pengetikan kapital.

2. Rumus Gaya Gerak Listrik

Setelah mengetahui perbedaan antara tegangan jepit dan juga gerak gaya listrik, kini beralih ke rumus yang dapat digunakan untuk mengukurnya. Penggunaan beberapa simbol dalam rumus tekanan elektrik jepit juga digunakan dalam gaya gerak listrik, jadi dapat lebih mudah.

Gerak gaya listrik dapat dicari dengan I dikali dengan (r ditambah R) sehingga akan memunculkan angka dengan satuan Volt. Untuk tambahan informasi juga bahwa antara r dengan R berbeda. 

R adalah untuk sebuah besaran dalam ketahanan sebuah susunan. Sedangkan r kecil untuk besarnya hambatan yang dimiliki pada tekanan tersebut.

Contoh Penggunaan Tegangan Elektrik Jepit dalam Kegiatan

Masuk ke pembahasan terakhir yaitu penggunaan tegangan jepit pada listrik yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari. Umumnya akan banyak soal fisika seputar listrik yang menggunakannya agar dapat menyelesaikan masalah. 

Hal tersebut juga secara tidak langsung muncul dalam kehidupan sehari-hari dan mungkin akan berguna ketika terjadi kendala listrik. Misalnya sebuah baterai mempunyai hambatan senilai 0.5 ohm kemudian diberikan aliran susunan tertutup dengan besar ketahanan 7 ohm

Ternyata memunculkan energi listrik senilai 3 ampere dan berapa besarnya tekanan elektrik jepit dalam situasi ini? Tentu akan mudah ketika sudah memahami rumus yang telah disampaikan dan hanya perlu mengisi sesuai simbol.

Hambatan atau yang disimbolkan dengan r tidak dibutuhkan untuk mencari V, sehingga dapat disimpan saja. Lalu untuk R atau besar ketahanan ternyata senilai 7 ohm dan energi listrik yang disimbolkan I senilai 3 ampere. 

Kemudian hanya perlu mengalikannya saja untuk menemukan V dengan cara 7 dikali 3 yaitu 21. Sehingga besarnya tekanan elektrik jepit adalah 21 Volt.

Memang ketika membahas tentang kelistrikan ini terlihat rumit dan begitu bercabang. Terlebih lagi saat orang awam melihatnya sebab banyak simbol yang digunakan di dalamnya. 

Sekian dahulu pembahasan kali ini dan semoga dapat bermanfaat, khususnya bagi yang ingin menambah ilmu terkait. Itulah beberapa informasi menarik seputar tegangan jepit yang mungkin akan membantu bagi yang sedang mencarinya. 

Leave a Comment

Prove your humanity: 7   +   3   =