Umat manusia kini tengah menghadapi ancaman dari pemanasan global, di mana suhu permukaan bumi meningkat dan membuatnya lebih panas. Pemicunya sendiri adalah gas rumah kaca yang menyebabkan terjadinya efek rumah kaca. Bisakah pembaca sebutkan gas-gas pemicu terjadinya pemanasan global tersebut?
Efek rumah kaca merupakan peristiwa di mana gas-gas tersebut akan memerangkap panas matahari dan tidak memantulkannya. Akibatnya, suhu bumi meningkat, es di kutub mencair, air laut naik, ekosistem rusak, dan terjadinya perubahan iklim. Lantas apa sajakah gasnya? Yuk simak pembahasannya!
1. Karbon Dioksida (CO2)
Karbon dioksida memiliki andil cukup besar dalam hidup manusia. CO2 dapat menjadi zat pendingin, zat pemadam kebakaran, campuran gas medis, dan untuk minuman bersoda. Gas ini juga mengatur pH darah dan pernapasan, serta beberapa keperluan lainnya dibidang farmasi dan pabrik.
Jika penggunaannya berlebihan, CO2 dapat menyebabkan banyak hal. Pada manusia, bisa terjadi keracunan yang berujung kematian. Pada lingkungan, CO2 dapat meningkatkan suhu laut dan mengubah arusnya, gletser mencair dan meningkatkan permukaan laut. Gas ini juga menyebabkan terjadinya perubahan cuaca ekstrim.
Baca juga: Pengertian Pemanasan Global dan Dampaknya
2. Metana (CH4)
Metana merupakan jenis gas yang tidak berbau maupun berwarna, yang mana bisa didapatkan dari kotoran hewan, manusia, sampah organik, dan saat proses pembakaran rawa-rawa. Gas ini mudah terbakar jika dalam konsentrasi banyak, sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengganti bahan bakar fosil.
Metana juga dapat digunakan sebagai bahan pembuat pupuk, ban, pembangkit listrik, dan untuk memasak. Namun, sayangnya gas ini berefek 23x lebih berbahaya dibandingkan CO2 untuk urusan gas rumah kaca. Jika terpapar banyak Metana, manusia akan mengalami masalah fisik dan kognitif.
3. Nitrogen Oksida (NOx)
Jika diperintah untuk sebutkan gas-gas pemicu terjadinya pemanasan global, nitrogen oksida (NOx) tidak boleh dilewatkan. Kelompok gas ini mengandung nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2), dan paling banyak mencemari udara dibandingkan nitrogen lainnya. Keberadaannya yang berlebihan tentunya membahayakan.
Paparan NOx konsentrasi tinggi merusak pernapasan, membran sel protein, serta menyebabkan peradangan akut pada manusia. Tidak hanya itu, jika terpapar cukup lama, manusia bisa berpotensi terkena penyakit kanker. Pada lingkungan, NOx menyebabkan terhambatnya fotosintesis, kerusakan tanaman, merusak paru-paru hewan.
Gas ini juga memicu hujan asam yang menyebabkan terjadinya pelapukan batuan serta pengkaratan logam. Selain hujan asam, gas NO dapat membentuk smog berupa gas jika terpengaruh oleh sinar matahari.
4. Chlorofluorocarbon (CFC)
Gas CFC atau Chlorofluorocarbon ini biasanya terdapat pada air conditioner (AC), kulkas, digunakan sebagai pengembang busa serta pelarut pembersih microchip. CFC adalah senyawa kimia yang termasuk stabil, teratur, tidak beracun ataupun mudah terbakar. Sayangnya CFC berdampak yang buruk bagi lingkungan.
Jika terlepas ke atmosfer, CFC bisa merusak molekul ozon, dan efek pemanasannya ribuan kali lebih besar dari gas karbon dioksida. Oleh karena itu penggunaan gas CFC secara berlebihan dapat merusak ekosistem bumi, perubahan iklim, serta merubah pola dan jumlah presipitasi.
5. Hydrofluorocarbon (HFC)
Setelah penggunaan CFC dilarang oleh pemerintah, HFC menggantikan fungsi CFC sebagai pendingin dari kulkas dan juga AC. HFC dinilai lebih ramah lingkungan, sebab HFC tidak mengurai molekul dari ozon. Namun meskipun begitu, sebenarnya HFC tetap berbahaya karena menahan panas atmosfer.
Akibatnya, pemanasan global akan tetap memburuk sekalipun CFC telah diganti HFC. Tidak hanya itu, konsentrasi yang tinggi dapat menimbulkan sesak napas untuk manusia karena HFC mengurangi keberadaan oksigen. Ekosistem akan terganggu, karena HFC menyebabkan gangguan metabolisme pada tumbuhan serta hewan.
6. Sulfur Heksafluorida (SF6)
Gas rumah kaca yang satu ini termasuk gas anorganik yang tidak berwarna, tidak berbau, serta tidak mudah terbakar. Biasanya, orang-orang memanfaatkannya untuk digunakan pada berbagai macam peralatan transmisi tenaga listrik. Ambang batas aman yang diakui oleh dunia internasional adalah 0,5%.
SF6 termasuk dalam gas-gas terfluorinasi, yang menggantikan zat perusak ozon seperti HFC. Namun gas ini tetap dapat memicu peningkatan suhu atau efek rumah kaca. Jika makhluk hidup terus terpapar olehnya, akan timbul kerusakan organ tubuh dan metabolisme serta kematian.
7. Perfluorocarbon (PFC)
PFC merupakan gas yang biasanya dimanfaatkan oleh industri seperti farmasi, kosmetik, elektronik, serta sebagai pendingin saat dikombinasikan dengan gas lainnya. Saat melakukan peleburan aluminium, PFC juga bisa terbentuk. Senyawa buatan manusia ini akhirnya melimpah di atmosfer semenjak 5 tahun terakhir.
Namun sayangnya, PFC dapat menyebabkan rusaknya lapisan ozon, yaitu membuatnya tipis serta berlubang. Gas ini mempercepat penuaan dini untuk manusia dan menimbulkan gangguan metabolisme untuk hewan serta tumbuhan. Gas ini akan berada di atmosfer selama-lamanya karena tidak terdapat penyerap alaminya.
Dengan berakhirnya pembahasan di atas, pembaca sudah tidak perlu kebingungan lagi jika mendapatkan pertanyaan sebutkan gas-gas pemicu terjadinya pemanasan global. Pengetahuan mengenai apa sajakah gas pemicu pemanasan global ini akan sangat membantu untuk mencegah pemanasan global semakin memburuk.