Cara Membaca Meteran Listrik

Salah satu jenis komponen yang turut melengkapi instalasi kelistrikan di rumah atau perkantoran adalah meteran.

Alat tersebut umumnya dipasang pada dinding bangunan dan diletakkan di luar ruangan.

Namun, apakah sudah paham cara membaca meteran listrik dengan sesuai? Meskipun dianggap tidak perlu, tapi sebenarnya pengguna memperoleh manfaat, yakni tahu tagihan listrik.

Selain dapat membuat estimasi tagihan secara mandiri, dengan membaca meteran pengguna bisa lebih menghemat pemakaian listrik.

Sebab alat tersebut memuat deretan bilangan yang menunjukkan besarnya energi yang telah digunakan.

Jika suatu saat terjadi lonjakan di luar biasanya, dapat segera tahu penyebabnya dari meteran itu. Berikut adalah penjelasan dari cara membacanya:

Cara Membaca Meteran Listrik

Bagi pengguna yang belum tahu, bahwa jenis meteran yang terpasang di luar ada dua macam, yakni pascabayar dan prabayar.

Bentuk dari keduanya mungkin serupa, namun deretan angka yang ditampilkan memiliki maksud berbeda.

Agar lebih memahami cara membaca meteran listrik, simak uraian di bawah:

1. Meteran Pascabayar

gambar meteran PLN Pascabayar atau meteran lama

Seusai namanya, pengguna pascabayar akan membayar tagihan setelah pemakaian. Jenis ini kerap dijumpai pada meteran lama.

Jika dilihat, terdapat dua macam angka di dalamnya. Pertama yaitu bilangan bulat dan ditandai warna hitam.

Lalu angka desimal dengan warna merah di bagian paling belakang.

Deretan bilangan pada meteran merupakan besarnya daya yang telah digunakan dan ditampilkan dalam satuan kiloWatt hour.

Ketika selama satu jam suatu rumah menyalakan alat bertenaga 1000 Watt, angka satuan dalam meteran naik 1.

Begitu pun jika dayanya 300 Watt, maka yang akan berubah adalah bagian desimal, yakni 0,3. Secara garis besar, penghitungan penggunaan energi dapat menggunakan rumus berikut:

(Banyak peralatan x daya x waktu) : 1000

Contohnya yaitu suatu rumah memakai 5 lampu bertenaga 18 W. Pengguna menyalakannya 15 jam.

Total penggunaan energinya adalah: (5x18x15) : 1000= 1350:1000= 1,35 kWh.

Jadi nantinya dalam meteran naik 1,35.

Apabila tahu cara membaca meteran listrik, tentu pengguna dapat memperkirakan sendiri tagihannya.

Semisal tertera angka 26265. Carilah terlebih dahulu besar pemakaian energi untuk satu bulan ini.

Caranya yaitu dengan mengurangi bilangan dari meteran dengan yang ada pada struk bulan lalu.
Misal ditemukan penghitungan sebagai berikut:

Pemakaian bulan ini= angka pada meteran-angka pada struk pembayaran= 26265-26302= 37 kWh.

Itu artinya, rumah tersebut memakai listrik 37 kWh selama satu bulan.

Langkah selanjutnya adalah memeriksa golongan listrik yang digunakan untuk menentukan tarif dasar, apakah 450 VA, 900 VA, atau 4.400 VA.

Semisal menggunakan listrik 900 VA, maka kalikan pemakaian energi dengan tarif dasar dari golongan tersebut.

Biasanya, satu kWh-nya diberi tarif Rp1.352 (lihat google). Jadi total tarifnya yaitu 37 kWh x Rp1.352= Rp50.024.

Selanjutnya, tambahkan hasil dengan PPJ 10% dan biaya materai Rp3.000.

Jadi estimasi tagihan listrik yang akan dibayar adalah: Rp50.024 + Rp5.002 + Rp3000= Rp58.026.

BACA: Apa Penyebab Listrik Naik Turun?

2. Meteran Prabayar

Meteran Prabayar
Riftom Info

Jenis kedua adalah model yang baru dari meteran, yakni prabayar atau pulsa. Apabila dalam meteran pascabayar ditampilkan jumlah pemakaian, berbeda pada prabayar.

Karena angka yang tertera merupakan sisa dari kWh yang dapat dikonsumsi untuk penggunaan alat elektronik.

Umumnya berupa bilangan bulat serta desimal, seperti 23.98 kWh.

Cara membaca meteran listrik jenis prabayar sangat mudah. Angka 23.98 memiliki arti besarnya kWh yang nantinya bisa dipakai.

Bilangan tersebut nantinya akan bertambah ketika pengguna melakukan pengisian token atau pulsa listrik. Lalu selama masa pemakaian, jumlah kWh juga akan berkurang.

Lebih jelasnya mengenai pembacaan dan penghitungan kWh pada meteran prabayar, dapat membaca contoh berikut.

Misal suatu rumah terpasang golongan listrik 900VA, lalu pemiliknya membeli token sebesar Rp200.000.

Nominal tersebut selanjutnya dikonversikan sebagai energi. Jika tarif dasarnya Rp1.352, kWh yang diterima adalah: Rp200.00:Rp1.352=147,90. Angka inilah yang akan muncul pada meteran.

Perlu diketahui, ketika tertera nilai 1.00 kWh, itu artinya pengguna dapat menyalakan alat 1000 Watt untuk satu jam penuh.

Lalu bagaimana dengan hasil 147,90 kWh? Konversikan dahulu bilangannya menjadi satuan Watt hour dengan dikali 1000, menjadi 147920 Wh.

Itulah sisa energi yang bisa difungsikan.

Semisal dalam suatu rumah telah memakai total 100 Watt full 24 jam.

Melihat kedua hitungan tersebut, bisa diambil hasil bahwa alat-alat akan menyala selama 1.479,2 jam.

Melalui cara membaca meteran listrik yang sudah diterangkan, estimasi token akan habis dalam 61 hari lebih 15 jam.

BACA JUGA: Satuan Daya Listrik Adalah ?

Cara Menghemat Listrik

cara menghemat listrik
rupa rupa

Ketika terjadi lonjakan yang signifikan pada meteran listrik, tentu pengguna harus mulai melakukan perubahan. Bisa saja disebabkan karena adanya kebocoran.

Tapi yang paling sering adalah pengguna lupa waktu saat memakai alat-alat elektronik hingga tagihan membesar atau token cepat habis.

Jadi, lakukan cara-cara berikut untuk menghemat:

1. Menggunakan Lampu Hemat Energi

Perilaku menghemat listrik pertama yang dapat dilakukan yaitu memilih alat-alat listrik yang penggunaan energinya tidak besar.

Salah satu contohnya adalah pemakaian lampu LED. Sekarang banyak yang menyediakan lampu lebih hemat energi. Namun cahaya yang dihasilkan tetap terang.

2. Melepaskan Steker

Tindakan inilah yang kerap diabaikan pengguna, steker dibiarkan menancap pada stop kontak selama berjam-jam namun tidak digunakan.

Padahal kebiasaan tersebut mengakibatkan pemakaian listrik menjadi boros.

Jadi semisal sudah selesai men-charge handphone, lebih baik lepaskan charger dari colokan.

3. Mengaktifkan Timer AC

Salah satu kegunaan seseorang memahami cara membaca meteran listrik adalah bisa tahu pemakaian energinya, sehingga lebih menghemat.

Untuk selanjutnya akan bertindak bijak dengan memakai AC seperlunya saja.

Apabila kerap lupa menonaktifkannya, sebaiknya gunakanlah timer AC.

4. Mematikan Alat Listrik Tidak Terpakai

Cara berikutnya agar dapat menghemat listrik yaitu menggunakan alat-alat elektronik di saat penting saja.

Membuat batasan waktu pemakaian mungkin bisa diterapkan di rumah.

Misalnya televisi tidak boleh menyala lebih dari 10 jam, begitu pun pada peralatan lain.

Apabila nanti sudah tidak difungsikan lagi, langsung matikan dan lepas dari colokannya.

5. Berhemat dalam Penggunaan Air

Tanpa disadari, perilaku hemat saat menggunakan air ternyata juga berdampak pada kelistrikan.

Saat ini semua sudah memakai pompa air yang pastinya membutuhkan energi listrik cukup besar.

Jika pengguna mampu mengontrol pemakaian air saat perlu saja, tentu lebih minim menyalakan pompa air.

Jadi nantinya listrik ikut bisa dihemat.

Demikian penjelasan dari cara membaca meteran listrik, baik dari model pascabayar ataupun prabayar.

Perbedaan paling mendasar dari keduanya adalah maksud dari angka yang ditampilkan.

Jika pascabayar, itu menunjukkan besaran yang terpakai dan bisa digunakan memperkirakan tagihan. Sedang pada prabayar merupakan sisa energinya.

Ketika pengguna sudah tahu dari masing-masing pengertian dari bilangan tersebut, nantinya bisa lebih berperilaku bijak dan menghemat.

Cara-cara yang diterangkan dapat dipraktikkan agar angka dalam meteran pascabayar tidak melonjak, hingga tagihan membengkak. Atau juga tidak boros memakai sisa token.

Leave a Comment

Prove your humanity: 10   +   10   =