Dalam dunia kelistrikan terdapat beragam istilah satuan listrik yang penting untuk diketahui.
Istilah ini penting untuk dipelajari jika sewaktu-waktu mengalami masalah yang berhubungan dengan kelistrikan.
Berikut ini simak ulasan mengenai satuan listrik dan penjelasannya yang akan dikupas hingga tuntas.
Pengertian Listrik
Bagi kaum awam, bersentuhan dengan listrik adalah hal yang menakutkan.
Padahal jika sudah memahami karakteristik listrik maka tidak ada alasan untuk memiliki rasa takut jika harus berurusan dengan listrik.
Karena tanpa disadari sebenarnya manusia sering berhadapan dengan listrik di sekelilingnya.
Hanya saja listrik tersebut berwujud dalam bentuk yang lebih sederhana.
Secara ilmiah listrik dapat didefinisikan sebagai fenomena fisika yang memiliki keterkaitan dengan kemunculan aliran muatan listrik.
Ada beberapa efek listrik yang telah banyak diketahui seperti kehadiran petir, listrik statis atau induksi elektromagnetik.
Listrik telah menjadi sebuah kebutuhan energi primer yang harus dipenuhi oleh seluruh masyarakat dunia.
Definisi Satuan Listrik
Dalam ilmu Teknik Elektro, satuan listrik dan penjelasannya didefinisikan sebagai sebuah acuan yang dipakai untuk menjelaskan dengan pasti kebenaran pengukuran sebuah besaran.
Satuan listrik juga dapat disebut sebagai sebuah pembanding ketika melakukan pengukuran besaran listrik.
Satuan listrik merupakan acuan yang digunakan dalam besaran listrik. Dalam bahasa Inggris satuan listrik dinyatakan sebagai Unit.
Untuk mengukur standar besaran dan satuan listrik secara umum digunakan sebuah standar yang diakui SI atau Standard International.
Hal ini dimaksudkan agar menghitungnya tepat dan berlaku secara umum.
Standar Satuan Listrik
Untuk mengedukasi masyarakat agar semakin mengenal satuan listrik dan penjelasannya, berikut ini akan dibawah penjelasan mengenai satuan listrik yang penting untuk diketahui.
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Satuan Watt
Watt merupakan satuan listrik yang digunakan untuk menyatakan besaran daya atau kekuatan dari aneka perabotan yang menggunakan energi listrik.
Penemu satuan listrik ini adalah seorang ilmuwan terkenal yang hidup di Skotlandia bernama James Watt.
Umumnya satuan Watt ditemukan pada alat elektronik rumah tangga seperti Televisi, Radio, Setrika, lampu dan masih banyak lagi.
Satuan watt ini menunjukkan berapa besar daya listrik yang dibutuhkan oleh alat elektronik agar bisa menyala.
Umumnya pada alat elektronik akan tercantum keterangan 1000 watt, 500 watt dan sebagainya.
Hal ini mengacu pada ukuran daya listrik yang dapat ditanggung oleh alat tersebut.
Dengan demikian akan terhindar dari kurang daya atau kelebihan daya.
2. Satuan Ampere
Arus listrik yang mengalir pada sebuah alat elektronik dinyatakan dengan satuan Ampere.
Contoh alat listrik yang memakai satuan ampere adalah MCB, Stop kontak, dan sebagainya.
Satuan Ampere ini menyatakan berapa besar arus listrik yang dapat dialirkan pada sebuah alat elektronik.
Contoh sebuah setrika listrik membutuhkan daya 220 watt / 1 Ampere.
Dengan mengetahui berapa jumlah ampere pada alat elektronik, maka dapat diketahui berapa besar arus yang dibutuhkan untuk menyalakan alat tersebut.
Hal ini dapat menjadi acuan ketika menggunakan alat listrik agar sesuai dengan besar arus yang dimiliki di rumah. Jika tidak, maka alat tidak akan berfungsi dengan baik.
3. Satuan Volt
Besarnya tegangan listrik yang dihasilkan dari berbagai sumber listrik dinyatakan dengan satuan Volt atau Voltage.
Ukuran tegangan listrik ini umumnya ditemui pada berbagai alat kelistrikan atau mesin pembangkit listrik contohnya genset 220 Volt.
Artinya genset tersebut dapat menghasilkan tegangan listrik hingga 220 Volt.
4. Satuan Ohm
Satuan Ohm digunakan untuk menyatakan besarnya resistansi atau hambatan yang dialami sebuah penghantar listrik.
Hal ini terdapat pada semua peralatan elektronik, dengan jumlah yang berbeda-beda.
Semakin besar hambatan listrik atau Ohm yang dimiliki alat tersebut, maka arus listrik yang dibutuhkan semakin besar.
Besarnya hambatan listrik ini dipengaruhi beberapa hal diantaranya adalah suhu.
Hubungan Antara Ohm, Watt, Ampere dan Volt
Sumber pembangkit tenaga listrik baik itu dari genset maupun PLN, menghasilkan tegangan listrik yang memiliki keterkaitan dengan satuan Watt dan Ampere.
Bagaimana hubungan satuan listrik dan penjelasannya mengenai keterkaitan antara Watt, Ampere dan Volt? Untuk memahami bagaimana Volt dapat menghasilkan Watt dan Ampere, simak ulasannya berikut ini.
Prinsip dasar listrik adalah sebuah tegangan listrik yang memiliki satuan Volt dihasilkan dari sumber pembangkit atau penghasil listrik.
Tegangan yang dihasilkan oleh sumber listrik namun belum digunakan ini disebut dengan GGL.
Pada saat tegangan listrik ini mengalir ke beberapa alat elektronik, maka tegangannya disebut dengan Tegangan Jepit (V).
Selanjutnya saat tegangan jepit ini mengalir pada suatu alat maka tegangan ini akan menghasilkan arus listrik yang dinyatakan dengan satuan Ampere.
Besarnya nilai tahanan suatu alat listrik akan mempengaruhi berapa besar arus listrik yang mengalir dari penghasil listrik ke alat elektronik.
Besarnya nilai tahanan ini disebut daya listrik dengan satuan Watt.
Semakin kecil nilai hambatan listrik atau Ohm yang dimiliki sebuah alat listrik, maka daya atau watt yang dibutuhkan oleh alat tersebut semakin besar.
Dengan demikian maka arus listrik atau ampere yang dihasilkan pun semakin besar, dengan jumlah kebutuhan Volt tetap.
Kurang lebih penjelasan sederhananya adalah seperti itu.
Bagaimana Cara Menghitung Satuan Listrik
Bagi kaum awam yang tidak begitu memahami dunia kelistrikan, menghitung jumlah satuan listrik tentu sangat membingungkan.
Ada beberapa cara untuk menghitung satuan listrik dengan langkah yang mudah dan sederhana.
Ini sangat berguna untuk menghitung berapa banyak listrik yang digunakan.
Contohnya adalah, sebuah alat elektronika memiliki nilai hambatan listrik sebesar 200 Ohm.
Alat ini lalu dialiri sebuah tegangan listrik berkekuatan 400 Volt.
Berapa besar arus listrik yang mengalir?.
1. Menggunakan Hukum Ohm
400 Volt = I X 200 Ohm
I = 400 Volt : 200 Ohm
I = 2 Ampere
Lalu berapa Ampere yang dihasilkan jika nilai resistan atau hambatan listrik naik menjadi 400 0hm ?
400 Volt = I X 400 Ohm
I = 400 Volt : 400 Ohm
I = 1 Ampere
Dari perhitungan diatas maka diketahui bahwa jumlah arus listrik atau Ampere yang dihasilkan akan mengecil jika resisten bertambah dan jumlah tegangan atau Volt tetap.
Lalu bagaimana cara menghitung Daya atau Watt dengan asumsi tegangan 400 Volt dan arus listrik 2 Ampere ?.
2. Menggunakan Rumus Daya (Watt)
P = V X I
P = 400 volt X 2 Ampere
P = 800 Watt
Berapakah daya listrik atau Watt jika arus listriknya diubah menjadi 1,5 Ampere ? Mari simak perhitungannya berikut ini.
P = V X I
P = 400 volt X 1,5 Ampere
P = 600 Watt
Dari perhitungan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa besar kecilnya arus listrik akan mempengaruhi daya listrik yang dibutuhkan oleh sebuah alat elektronik.
Dengan demikian kini pengguna listrik dapat mulai menghitung jumlah pemakaian listrik menggunakan rumus diatas.
Angka di atas didapatkan dengan asumsi tegangan listrik atau Volt nya tetap.
Demikian ulasan mengenai beberapa satuan listrik dan penjelasannya.
Dengan mengetahui jenis satuan listrik, pengguna listrik tidak terlalu awam dalam menghitung jumlah pemakaian listriknya.
Semoga informasi mengenai satuan listrik ini dapat membantu dalam menghemat listrik lebih baik lagi.
Baca Juga Cara Membaca Meteran Listrik