Budidaya ikan lele sepertinya akan terus menjamur di berbagai daerah. Bukan hanya karena permintaan pasar yang terus meningkat, memelihara lele juga tergolong lebih gampang daripada ikan lainnya. Bahkan, budidaya lele memiliki prospek bisnis yang menggiurkan.
Walau tidak terlalu sulit, budidaya lele tetap memiliki aturan khusus agar bisa memberikan hasil yang memuaskan. Cara budidaya lele pun bermacam-macam, salah satunya dengan sistem bioflok.
Cara Budidaya Ikan Lele Bioflok
Bioflok merupakan teknik pemeliharaan atau ternak ikan dengan cara memperkaya mikroorganisme tertentu di dalam media airnya. Mikroorganisme ini berguna untuk mengurai limbah budidaya (kotoran ikan) dan mengubahnya menjadi gumpalan (floc).
Floc inilah yang kemudian dapat dimanfaatkan kembali sebagai pakan alami ikan. Jadi budidaya lele menggunakan teknik bioflok ini bisa sangat menguntungkan. Berikut kelebihan budidaya lele bioflok.
- Pakan ikan lebih hemat hingga 50%. Hal ini dikarenakan mikroorganisme di dalam air dapat mengubah kotoran ikan menjadi pakan alami untuk lele.
- Lebih hemat air. Artinya, kamu tidak perlu rutin mengganti air seperti teknik budidaya konvensional. Limbah yang ada di dalam air dapat diurai dan dimanfaatkan kembali menjadi pakan ikan.
- Budidaya lele dengan teknik bioflok terbukti lebih ramah lingkungan.
- Budidaya lele bioflok bisa diterapkan di lahan sempit. Jadi bagi kamu yang masih pemula, cara budidaya yang satu ini sangat cocok untuk dilakukan.
- Masa panen lebih cepat daripada cara konvensional. Hal ini disebabkan ketersediaan pakan alami yang melimpah sehingga lele lebih cepat besar.
Cara budidaya lele dengan teknik bioflok hampir tak jauh beda dengan metode konvensional. Yang membedakan hanyalah penambahan mikroorganisme sebelum penebaran benih dilakukan. Agar lebih jelas, simak urutannya berikut ini
1. Penyiapan benih ikan
Pilih bibit ikan lele yang sehat/lincah, tidak cacat, dan memiliki ukuran yang seragam. Untuk budidaya dengan teknik bioflok, disarankan memilih bibit ikan lele yang sudah berusia 1 bulan.
2. Pembuatan kolam
Budidaya lele dengan metode bioflok bisa menggunakan jenis kolam apapun, baik itu dari tanah, maupun terpal. Tapi kolam terpal lebih sering digunakan karena dianggap lebih hemat dan praktis.
Yang terpenting adalah ukuran kolam dan volume airnya harus menyesuaikan dengan jumlah benih yang akan digunakan. Untuk sistem bioflok, kapasitas ikan lele berkisar antara 400–1.500 ekor/m3.
3. Penyiapan air
Setelah kolam diisi dengan air, tambahkan pupuk organik yang sudah didekomposisikan. Selanjutnya tambahkan bakteri probiotik sebanyak 8–10ml/m3. Beri molase 250ml/m3 sebagai sumber nutrisi bagi bakteri.
Setelah itu, air kolam harus didiamkan terlebih dahulu selama sekitar 10 hari atau dua minggu. Air akan berubah menjadi lebih keruh, ini tandanya kolam sudah dipenuhi oleh bakteri dan benih siap untuk ditebar.
4. Pemberian pakan ikan
Ikan lele diberi pakan berupa pelet yang sudah dibasahi dan didiamkan sampai mengembang. Pakan diberikan secara menyebar dan tidak terpusat di satu titik kolam. Pemberian pakan sebaiknya 3 kali sehari, yaitu pada pagi, siang, dan malam.
5. Penambahan probiotik
Selain pakan, pemberian probiotik juga harus dilakukan secara rutin untuk menjaga ketersediaan bakteri pengurai di dalam kolam. Lele akan bertambah besar dan tentunya akan membutuhkan makanan yang lebih banyak.
Pemberian probiotik disarankan seminggu sekali. Dengan demikian, kolam akan tetap dipenuhi mikroorganisme dan floc yang menjadi pakan alami lele bisa tetap tersedia.
6. Panen
Panen ikan lele dapat dilakukan setelah sekitar 2 bulan. Masa panen bisa lebih singkat daripada budidaya lele konvensional karena ikan lebih cepat besar.
Cara Budidaya Ikan Lele Kolam Terpal Bagi Pemula
Salah satu cara budidaya lele yang saat ini banyak diminati adalah dengan menggunakan media kolam terpal. Dibandingkan dengan jenis kolam lainnya, kolam terpal memiliki beberapa keunggulan.
Kelebihan kolam terpal:
- pembuatan kolam terpal jauh lebih mudah, praktis, dan tidak butuh banyak biaya;
- kolam terpal bisa diaplikasikan di mana saja, bahkan cocok untuk daerah yang kurang/sulit air;
- kolam terpal lebih mudah dibersihkan;
- kualitas air kolam terpal lebih terjaga. Hal ini membuat ikan lele jarang terserang penyakit. Persentase hidup (survival rate) lele juga jauh lebih tinggi;
- ikan lele tidak akan bau tanah sehingga lebih enak saat dikonsumsi; dan
- panen bisa dilakukan dengan lebih mudah karena bagian dasar kolam tidak terlalu berlumpur.
Tahapan budidaya lele dengan kolam terpal:
1. Pemilihan benih lele
Pilih bibit lele berkualitas, kamu bisa membelinya di tempat budidaya ikan yang terpercaya atau yang sudah bersertifikat CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik). Ciri-ciri bibit lele yang bagus untuk dibudidayakan adalah sebagai berikut.
- Bibit memiliki ukuran yang seragam. Kamu sebaiknya memilih bibit dengan ukuran sekitar 5cm.
- Bibit lele memiliki kulit yang mengilap.
- Bibit ikan terlihat aktif berenang, gerakannya lincah, dan sulit ditangkap dengan tangan kosong.
- Tidak cacat dan memiliki bentuk tubuh proporsional.
- Pembuatan kolam
Membuat kolam terpal bisa dengan 2 cara. Pertama, kamu bisa membuat kolam terpal di atas permukaan tanah. Saat ini kolam terpal yang bisa dibongkar pasang sudah banyak dijual di pasaran dan kamu bisa merakitnya sendiri.
Perakitannya kolam terpal relatif mudah dan praktis, kamu bahkan tidak perlu menggali tanah lagi. Kolam seperti ini juga sangat cocok bagi para pemula. Cara kedua, menggunakan kolam terpal dengan dinding tanah. Langkah-langkah pembuatannya sebagai berikut.
- Siapkan terpal dengan ukuran yang disesuaikan dengan luas kolam. Bagi pemula, cukup buat kolam dengan ukuaran 5 x 2 meter.
- Buat dasar kolam dengan menggali tanah, kedalamannya sekitar 80–100cm. Tanah galian bisa ditumpuk di bagian pinggir kolam dan dijadikan tanggul.
- Letakkan terpal di kolam yang sudah dibuat. Bagian tepinya bisa ditimbun tanah atau pemberat lainnya agar terpal tidak mudah bergeser.
- Pemupukan kolam
Kolam yang sudah diisi air tidak bisa langsung diberi benih ikan, tapi harus melalui proses pemupukan. Dengan pemupukan, air kolam akan dipenuhi dengan mikroorganisme yang bisa dijadikan pakan alami bibit ikan lele.
Cara pemupukan kolam:
- siapkan pupuk organik dan masukkan ke dalam dua karung yang berbeda;
- celupkan karung berisi pupuk di dalam kolam dengan cara digantung agar tetap mengambang;
- biarkan selama sekitar seminggu, air kolam akan berubah warna menjadi kehijauan karena dipenuhi plankton; kemudian
- kolam yang airnya sudah berubah warna siap digunakan untuk budidaya lele.
- Penebaran benih
Untuk hasil yang maksimal, bibit ikan sebaiknya disebar saat pagi atau sore hari, tepatnya ketika cahaya matahari tidak terlalu menyengat.
Pemeliharaan ikan lele
Pemeliharaan ikan lele meliputi dua hal, yaitu pemberian pakan dan pengelolaan air kolam. Ikan diberi pakan sebanyak 5-6 kali dengan jarak waktu sekitar 2 jam. Makanan yang diberikan bisa berupa pelet atau pakan alternatif seperti keong dan cacing.
Untuk pengelolaan air, kualitas dan kuantitasnya harus terus dijaga. Agar kualitas air tetap baik, usahakan untuk meminimalisasi limbah berupa sisa pakan. Jadi saat memberi pakan, sebaiknya sedikit demi sedikit dan tidak berlebihan.
Panen
Lele bisa dipanen setelah sekitar 3 bulan. Proses memanennya dengan cara menguras sebagian air kolam terlebih dahulu, setelah itu tangkaplah ikan dengan jaring atau wadah berbahan plastik yang halus.
Cara Budidaya Ikan Lele di Kolam Tembok
Selain menggunakan terpal, budidaya lele juga bisa dilakukan di dalam kolam berdinding tembok. Dibandingkan dengan terpal, kolam tembok memang membutuhkan biaya pembuatan yang lebih banyak, tapi cara yang satu ini tetap memiliki beberapa keunggulan.
Kelebihan budidaya lele di kolam tembok
- Kolam lebih kuat, awet, dan tidak mudah rusak, bahkan bisa digunakan berkali-kali untuk budidaya ikan. Hal ini berbeda dengan kolam tanah atau terpal yang punya resiko rusak dan memerlukan pembaruan.
- pH air pada kolam relatif lebih stabil. Tingkat keasaman yang tidak berubah akan berdampak baik pada ikan lele yang dipelihara.
Sedangkan untuk cara budidayanya, pemilihan benih, pemeliharaan ikan, serta proses panennya sebenarnya hampir sama seperti berternak lele dengan kolam terpal. Tapi ada dua hal yang perlu diperhatikan saat kamu memutuskan memakai kolam tembok.
Dua hal tersebut adalah cara pembuatan kolam serta bagaimana menyiapkannya sebelum penebaran benih dilakukan. Agar lebih jelas, simak pembahasannya di bawah ini.
- Pembuatan kolam
- Pastikan kamu memiliki lahan yang cukup untuk pembuatan kolam. Akan lebih bagus bila kolam berada di daerah yang airnya mudah didapat.
- Ukuran kolam serta volume airnya harus sesuai dengan jumlah bibit yang ditebar. Perkiraannya, 1 kubik air bisa diisi sekitar 100 ekor bibit lele.
- Bagian dasar kolam sebaiknya dibuat agak miring/menurun ke arah saluran pembuangan air. Jadi, nantinya proses pengurasan atau penggantian air bisa jauh lebih mudah dan cepat.
- Setelah selesai dibuat, pastikan kolam dalam keadaan yang benar-benar kering sebelum diisi dengan air.
Persiapan kolam tembok untuk budidaya
Kolam tembok yang sudah kering tidak bisa langsung digunakan, sebab biasanya mengandung zat-zat berbahaya yang bisa meracuni bibit ikan. Bila terburu-buru digunakan, biasanya ikan akan bermasalah dan berujung pada gagal panen.
Untuk menghindari hal semacam ini, lakukan persiapan kolam sebagai berikut.
- Isi kolam dengan air hingga setengahnya.
- Masukkan batang pohon pisang secukupnya dan biarkan selama sekitar 2 minggu atau sampai busuk.
- Setelah itu bersihkan kolam sekali lagi dan kuras airnya sampai habis. Biarkan kolam hingga benar-benar mengering.
- Saat sudah kering, bagian dasar kolam diberi pupuk organik yang dicampur tanah dengan ketebalan sekitar 10cm.
- Isi kolam dengan air setinggi 30cm dan diamkan selama sekitar 3 hari. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan mikroorganisme sebagai pakan alami lele. Pemupukan ini juga berguna untuk mengontrol pH air sehingga bibit ikan tidak mudah sakit.
- Setelah itu air kolam ditambah sampai ketinggian 80–100cm, lalu kembali didiamkan selama 3 hari.
- Setelah 3 hari, kolam sudah siap digunakan dan bibit lele pun bisa mulai ditebar.
Ternyata budidaya ikan lele tidak terlalu sulit, bukan? Lele juga termasuk ikan yang sangat mudah dipelihara karena cenderung mampu bertahan hidup dalam kondisi air apapun. Jadi memelihara lele adalah pilihan tepat bagi kamu yang masih pemula dalam hal beternak ikan.
Budidaya Ikan Lele yang Mudah dan Menguntungkan
Budidaya ikan lele sepertinya akan terus menjamur di berbagai daerah. Bukan hanya karena permintaan pasar yang terus meningkat, memelihara lele juga tergolong lebih gampang daripada ikan lainnya. Bahkan, budidaya lele memiliki prospek bisnis yang menggiurkan.
Walau tidak terlalu sulit, budidaya lele tetap memiliki aturan khusus agar bisa memberikan hasil yang memuaskan. Cara budidaya lele pun bermacam-macam, salah satunya dengan sistem bioflok.
Tahapan budidaya lele dengan kolam terpal:
1. Pemilihan benih lele
Pilih bibit lele berkualitas, kamu bisa membelinya di tempat budidaya ikan yang terpercaya atau yang sudah bersertifikat CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik). Ciri-ciri bibit lele yang bagus untuk dibudidayakan adalah sebagai berikut.
- Bibit memiliki ukuran yang seragam. Kamu sebaiknya memilih bibit dengan ukuran sekitar 5cm.
- Bibit lele memiliki kulit yang mengilap.
- Bibit ikan terlihat aktif berenang, gerakannya lincah, dan sulit ditangkap dengan tangan kosong.
- Tidak cacat dan memiliki bentuk tubuh proporsional.
- Pembuatan kolam
Membuat kolam terpal bisa dengan 2 cara. Pertama, kamu bisa membuat kolam terpal di atas permukaan tanah. Saat ini kolam terpal yang bisa dibongkar pasang sudah banyak dijual di pasaran dan kamu bisa merakitnya sendiri.
Perakitannya kolam terpal relatif mudah dan praktis, kamu bahkan tidak perlu menggali tanah lagi. Kolam seperti ini juga sangat cocok bagi para pemula. Cara kedua, menggunakan kolam terpal dengan dinding tanah. Langkah-langkah pembuatannya sebagai berikut.
- Siapkan terpal dengan ukuran yang disesuaikan dengan luas kolam. Bagi pemula, cukup buat kolam dengan ukuaran 5 x 2 meter.
- Buat dasar kolam dengan menggali tanah, kedalamannya sekitar 80–100cm. Tanah galian bisa ditumpuk di bagian pinggir kolam dan dijadikan tanggul.
- Letakkan terpal di kolam yang sudah dibuat. Bagian tepinya bisa ditimbun tanah atau pemberat lainnya agar terpal tidak mudah bergeser.
- Pemupukan kolam
Kolam yang sudah diisi air tidak bisa langsung diberi benih ikan, tapi harus melalui proses pemupukan. Dengan pemupukan, air kolam akan dipenuhi dengan mikroorganisme yang bisa dijadikan pakan alami bibit ikan lele.
Cara pemupukan kolam:
- siapkan pupuk organik dan masukkan ke dalam dua karung yang berbeda;
- celupkan karung berisi pupuk di dalam kolam dengan cara digantung agar tetap mengambang;
- biarkan selama sekitar seminggu, air kolam akan berubah warna menjadi kehijauan karena dipenuhi plankton; kemudian
- kolam yang airnya sudah berubah warna siap digunakan untuk budidaya lele.
- Penebaran benih
Untuk hasil yang maksimal, bibit ikan sebaiknya disebar saat pagi atau sore hari, tepatnya ketika cahaya matahari tidak terlalu menyengat.
- Pemeliharaan ikan lele
Pemeliharaan ikan lele meliputi dua hal, yaitu pemberian pakan dan pengelolaan air kolam. Ikan diberi pakan sebanyak 5-6 kali dengan jarak waktu sekitar 2 jam. Makanan yang diberikan bisa berupa pelet atau pakan alternatif seperti keong dan cacing.
Untuk pengelolaan air, kualitas dan kuantitasnya harus terus dijaga. Agar kualitas air tetap baik, usahakan untuk meminimalisasi limbah berupa sisa pakan. Jadi saat memberi pakan, sebaiknya sedikit demi sedikit dan tidak berlebihan.
- Panen
Lele bisa dipanen setelah sekitar 3 bulan. Proses memanennya dengan cara menguras sebagian air kolam terlebih dahulu, setelah itu tangkaplah ikan dengan jaring atau wadah berbahan plastik yang halus.
Ternyata budidaya ikan lele tidak terlalu sulit, bukan? Lele juga termasuk ikan yang sangat mudah dipelihara karena cenderung mampu bertahan hidup dalam kondisi air apapun. Jadi memelihara lele adalah pilihan tepat bagi kamu yang masih pemula dalam hal beternak ikan.